Alexander Yan Sukanda, yang biasa dipanggil Yansen atau Yan,
lahir di Ketapang pada tanggal 3 April 1964 dengan nama asli Liang Yang Sin
merupakan anak ke-7 dari 10 bersaudara dari pasangan bapak Agus Kurniawan
(almarhum) dan ibu Sukinah. Sejak SMP beliau sudah akrab dengan orang -orang
Dayak dan bahkan menguasai beberapa bahasa dan budaya beberapa subsuku Dayak di
Kabupaten Ketapang.
Riwayat
Pendidikan
1.
Bersekolah di SD Usaba Ketapang
lulus tahun 1976
2.
SMP USABA (SMP PL. Albertus
– sekarang) lulus tahun 1979
3.
SMA sempat bersekolah di SMA
Kebon Dalem Semarang sekitar 1 tahun, kemudian pindah ke SMA Negeri 1 Ketapang
lulus tahun 1982
4.
Tahun 1986 kuliah di ISI
Yogyakarta fakultas seni pertunjukan jurusan Musik dengan mendapat beasiswa
dari PBS Keuskupan Ketapang, dan lulus tahun 1994.
Riwayat
Pekerjaan
1.
Sebelum kuliah, beliau sempat
bekerja di PT Alas Kusuma dari tahun 1983 sampai tahun 1985.
2.
Setelah lulus dari ISI
Yogyakarta tahun 1994 beliau langsung bekerja pada lembaga Triu Keadilan,
lembaga pendampingan masyarakat di bawah Keuskupan Ketapang sampai dengan tahun
1997.
3.
Mulai tahun 1994 beliau sudah
mengajar (honorer) pada SMP Santo Augustinus Ketapang. Diangkat menjadi guru
SMP Santo Augustinus Ketapang dari tahun 2005 sampai sekarang.
4.
Selain sebagai guru SMP Santo
Augustinus, beliau juga sempat mengajar di beberapa tempat seperti di SMA
Anthiokia Ketapang (tahun 1997 – 1999), SMU Santo Yohanes Ketapang (tahun
1998-2002), Novisiat Susteran Augustinus, dan memberikan beberapa kursus dan
pelatihan.
5.
Sebagai dosen untuk guru-guru
Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan PGSD tahun 2010 – sekarang.
Riwayat
Pelayanan / Berorganisasi
1.
Alexander Yan Sukanda aktif
dalam kegiatan menggereja. Beliau merupakan pendiri Paduan Suara AMBA dan
sampai akhir hidupnya masih menjabat sebagai Pembina AMBA. Selain membina
pemuda-pemudi dalam kelompok Paduan Suara AMBA, beliau juga aktif sebagai
pelatih koor, pendampingan kaum muda Katolik, dan Pembina Asrama.
2.
Pendiri dan ketua Yayasan
Warisan dari tahun 1998 sampai akhir hidupnya.
3.
Beliau pernah menjadi anggota
Dewan Pendidikan Kabupaten Ketapang, menjadi pengurus Dewan Adat Dayak dari
tahun 2008 sampai sekarang
4.
Penasehat Yayasan Palung
Ketapang
5.
Menjadi salah seorang pendiri
Lembaga Institut Dayakologi
6.
dan menjadi anggota beberapa lembaga
swadaya masyarakat lainnya.
Hasil
Karya
Alexander
Yan Sukanda menulis buku, antara lain :
1.
Merondau: Adat Agung
Dayak Pesaguan yang ditulis bersama Bapak FX. Raji’in dan diterbitkan oleh
Yayasan Warisan tahun 2007
2.
Kanjan Serayong, juga ditulis
bersama Bapak Raji’in dan diterbitkan oleh Yayasan Warisan bekerja sama dengan
INBUDPAR Kabupaten Ketapang
3.
Hukum Adat Menurut Pokok Layi
Pesaguan Tengah, diterbitkan oleh Komisi Iman dan Adat Keuskupan Ketapang 2007
4.
Kebudayaan Dayak, Aktualisasi
dan Revitalisasi, diterbitkan oleh IDRD tahun 1992
5.
Musik Besenggayung dalam
Masyarakat Dayak Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, diterbitkan oleh
Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia dan Grasindo tahun 1993.
Beliau
juga menulis beberapa laporan penelitian dan makalah, menjadi narasumber pada
seminar nasional maupun internasional, antara lain :
1.
Musik Gamalan Serengkah,
ciri-ciri dan keadaannya saat ini. Makaah ini di sampaikan dalam Temu Ilmiah II
masyarakat Musikologi Indonesia di Bandung pada tanggal 1-3 November 1990
2.
Musik Tradisional Bersenggayong
di Kabupaten Ketapang merupakan laporan penelitian untuk Yayasan Masyarakat
Musikologi Indonesia, Surakarta 1991.
3.
The Musical Function of Gong
among The Dayak of Ketapang, West Kalimantan. Makalah disampaikan dalam seminar
International di Kota Kinibalu, Sabah, Malaysia, 13 – 17 Juli 1992
4.
Tradisi Musikal Dalam
Kebudayaan Dayak. Makalah disampaikan dalam seminar Kebudayaan Dayak, IDRD
26-28 November 1992
5.
Sungai Pawan sebagai Alternatif
Perbatasan Budaya Musik Dayak. Makalah yang disampaikan dalam seminar
International yang dilaksanakan di Pontianak, November 1994.
Hasil
Karya Musik / lagu
1.
Hymne 100 Tahun evangelisasi
Keuskupan Ketapang, ditulis bersama Mgr. Blasius Pujaraharja, Pr
2.
Hymne TK Santa Theresia
3.
Mars SMA Santo Yohanes, ditulis
bersama Bpk. Yulianus Gumpol
Penghargaan
1.
Anugerah Kategori Seni
Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia tahun 2007 yang diserahkan oleh
Menteri Kebudayaan Jero Wacik di Jogjakarta November 2007.
Alexander
Yan Sukanda meninggal pada hari Jumat, 14 Oktober 2011 pukul 06.00 WIB di rumah
kediamannya ketika akan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Beliau meninggalkan
seorang istri (Theresia Novita) dan dua orang putri, yaitu Jane Gita
Maria (usia 9 tahun lebih) dan Rosalia Gemma Davina (usia 3,5 tahun)
Alexander
Yan Sukanda dikenal sebagai pribadi yang disiplin, teguh pada prinsip, dan
sederhana serta mengerjakan sesuatu harus menampilkan hasil yang terbaik.
Beliau mempunyai semboyan hidup “Semua orang diberi kemampuan dan talenta,
tidak ada orang bodoh. Yang ada hanyalah orang BOMAL ( Bolek dan
Malas)”. Di balik pribadi yang keras pada prinsip, beliau adalah sosok pribadi
yang mudah bergaul dan ramah tamah dengan siapapun. Wajahnya selalu tersenyum
kepada siapa pun., sehingga beliau tampak lebih muda dari usianya.
Kini, beliau telah meninggalkan
kita semua untuk selamanya. Namun senyummu akan selalu kami kenang.
Karya-karyamu dan apa yang kau taburkan semoga berbuah. Namamu akan selalu kami
kenang.
Selamat jalan Alexander
Yan Sukanda, S.Sn. Kami selalu mendoakanmu. Salam hangat dari keluarga
dan handai taulan. Yesus Kristus menyertaimu.
sumber:
sumber: